Kamis(9/7), Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali terpaksa menunda jadwal penerbangan dari Australia menuju Bali yang disebabkan adanya debu vulkanik akibat letusan Gunung Raung, Jawa Timur. Pergerakan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Raung di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur berdampak serius terhadap jalur transportasi udara di Bali. Dampak abu vulkanik Gunung Raung ini telah mengakibatkan sejumlah bandara ditutup, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Selaparang Mataram. Dikabarkan bahwa jadwal penerbangan menuju wilayah Bali akan dilanjutkan esok hari sampai informasi tentang kondisi udara atas dinyatakan aman.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengabarkan bahwa terdapat pergerakan abu vulkanik yang mengarah ke timur utara sampai di Buleleng pada Rabu kemarin. Berdasarkan data yang diterima, pergerakan abu vulkanik Gunung Raung berada pada level 13 sampai 15 kaki. Hal ini yang menyebabkan penerbangan di Bandara Ngurah Rai sementara di cancel.
Letusan gunung berapi tentu saja sangat berbahaya bagi dunia penerbangan. Debu vulkanik yang dihasilkan akibat letusan gunung berapi mampu menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat. Partikel debu vulkanik ini sangat kecil, tidak kasat mata. Saat sudah menyebar di angkasa, debu bahkan tidak bisa dideteksi oleh radar. Ketika suatu pesawat masuk ke daerah yang berdebu, maka debu akan masuk ke dalam engine yang mengakibatkan kompresor kotor sehingga menyebabkan udara yang masuk ke engine menjadi berkurang. Hal ini akan membuat engine menjadi kehilangan daya. Tidak hanya itu, apabila debu vulkanik sampai masuk ke dalam turbin akan menyebabkan power engine pesawat menjadi turun dan yang paling buruk engine akan mati.
Kejadian serupa pernah dialami oleh pesawat Boeing B747-200 milik British Airways pada tahun 1982. Pesawat mengalami kematian mesin mendadak dan turun dengan cepat akibat debu vulkanik dari letusan Gunung Galunggung, Garut. Pesawat dengan rute penerbangan Inggris menuju Australia ini terpaksa mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma akibat mesin pesawat mati karena kemasukan debu vulkanik. Beruntung mesin pesawat kembali hidup setelah mati beberapa saat, sehingga pesawat Boeing B747-200 dapat mendarat dengan selamat.
Pengaruh debu vulkanik akibat letusan gunung berapi berdampak sangat buruk bagi dunia penerbangan. Debu vulkanik yang mampu menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat akan sangat berdampak terhadap keselamatan penumpang. Informasi yang cepat, akurat, dan ter-update sangat dibutuhkan disini. Memberikan peringatan dini tentang cuaca bandara, penundaan jadwal penerbangan, merupakan suatu langkah antisipasi demi terwujudnya keselamatan para penumpang pesawat udara.
Bali Post, 11 Juli 2015