WASPADA BAHAYA PETIR DAN PROTEKSINYA SAAT MUSIM HUJAN
Indonesia sudah memasuki puncak musim penghujan dengan intensitas tinggi di beberapa titik termasuk Kalimantan Tengah. Prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk tanggal 18 dan 19 Desember 2013 menunjukkan keseragaman yakni hujan sedang dan hujan ringan di beberapa tempat di Kalimantan Tengah seperti Pangkalan Bun, Sampit, Kuala Kapuas, Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Sukamara dan lainnya dengan suhu rata-rata 24-310 C, kecepatan angin 10-12 km/jam, serta kelembaban 70-95 %. Informasi ini tidak boleh diabaikan oleh masyarakat beresiko bencana banjir supaya dapat melakukan tindakan preventif menghindari bahaya banjir.
Peta prakiraan potensi banjir di Kalimantan Tengah yang dirilis BMKG kedeputian Klimatologi untuk bulan Desember menunjukkan bahwa sebagian besar Karau Kuala sampai Laung Tuhup dan Kota Besi sampai Mentaya Hulu menjadi titik potensi banjir skala menengah.Tidak hanya bencana banjir yang diakibatkan turunnya hujan sangat deras dalam waktu singkat, masyarakat Kalimantan Tengah juga perlu memahami bahaya petir yang seringkali menimbulkan korban pada daerah yang dilalui musim penghujan.
Petir sangat erat kaitannya dengan musim penghujan. Menurut statistik, petir membunuh sekitar 200 orang di Amerika Serikat dan melukai sekitar 550 orang pertahun, sebagian besar dikarenakan sambaran petir pada musim penghujan. Petir bukan hanya dapat membunuh manusia dengan sambarannya tapi juga dapat meledakkan alat-alat elektronik seperti laptop maupun handphone. Seperti fakta yang dilansir website MetroTV News dikemukakan bahwa petir menyambar tujuh warga Ledokombo, Jember, Jawa Timur dengan tujuh orang pingsan. Kejadian tersebut bermula saat seorang bernama Husni mengangangkat panggilan telepon genggam di saung bersama teman-temannya. Sesaat petir menyambar langsung meledakkan saung tempat berteduh mereka dan mengakibatkan luka parah yakni luka bakar di dada dan gangguan pendengaran.
Mengenal Petir dan Tempat Beresiko
Petir adalah fenomena alam yang sering timbul berbarengan dengan lahirnya awan pembentuk hujan disebut awan Cumulonimbus (Cb) . Pembentukan petir atau listrik udara diawali proses terjadinya lompatan listrik pada awan yang bermuatan listrik positif (+) dan sebagian awan yang bermuatan negatif (-), antara awan dan udara, atau dapat juga terjadi karena berinteraksinya listrik udara antara bumi yang bermuatan (-) dan berinteraksi dengan awan yang bermuatan positif (+). Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Saat elektron menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
Di seluruh dunia terjadi sekitar 14 juta petir pertahun atau 40.000 petir per hari, terutama di musim hujan dengan intensitas air hujan yang besar. Petir biasanya berakhir 15 sampai 30 menit setelah dimulai dengan kekuatan petir yang pernah tercatat mulai dari ribuan ampere sampai 200.000 ampere. Angka ini setara dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk menyalakan 500 ribu lampu bohlam 100 watt. Meskipun arus petir hanya sesaat, kira-kira selama 200 mikrodetik tapi kerusakan yang ditimbulkan sangat luar biasa. Efek dari serangan langsung sangat jelas terlihat, mulai dari kerusakan bangunan, kebakaran, sampai bahaya kematian.
Tempat yang beresiko tersambar petir adalah daerah perbukitan, lereng, daerah terpencil, dan daerah pedesaan. Di perkotaan risiko terkena petir relatif kecil karena kepadatan penduduk di kawasan tersebut merata. Begitu juga kolam renang sangat beresiko tersambar petir. Jika kita sedang berenang dan tiba-tiba mendung gelap, segeralah keluar dari kolam dan masuk ke bangunan terdekat. Petir juga bisa merambat melalui saluran kabel listrik dan telepon sehingga kabel telepon yang masuk ke pesawat telepon sebaiknya juga dicabut. Antena televisi juga bisa menjadi penghantar petir masuk ke rumah.
Melindungi diri dari Petir
Proteksi paling umum yang dilakukan untuk bangunan tinggi adalah instalasi penangkal petir. Namun untuk kita yang berada di dalam rumah, metode paling sederhana namun sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday, yaitu dengan melindungi area hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian. Tempat pembumian ini berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor tembaga ke batang pembumian yang tertanam di dalam tanah.
Selain itu hindari posisi yang dekat dengan kontak listrik, menjauhlah dari lokasi yang berair atau tanah yang basah, serta jauhi pintu, dan jendela. Matikan dan cabut kabel power dari stop kontak listrik semua barang elektronik yang kita miliki, seperti televisi, radio dan komputer untuk mengurangi resiko tersambar petir. Jauhi telepon, namun jika terpaksa menghubungi seseorang gunakan telepon genggam. Jika petir menyambar jaringan telepon, arus listrik petir akan melewati setiap sambungan telepon yang sangat potensial menyengat jika memegang telepon. Jauhi pipa saluran air seperti bath tub dan shower karena petir dapat merambat lewat pipa logam saluran air. Gunakan sandal rumah dari karet (sandal jepit) atau usahakan memakai kaos kaki yang kering sebagai upaya memisahkan tubuh kita dari tanah
Untuk kita yang berada di luar ruangan, cari tempat berlindung dalam gedung atau mobil. Kita aman berada dalam mobil karena petir akan berjalan mengelilingi permukaan kendaraan dan kemudian menuju tanah sehingga pengendara mobil tak perlu khawatir dengan sambaran petir. Petir yang menyambar mobil langsung dinetralkan ke tanah. Begitu juga penumpang di dalam pesawat juga aman karena pesawat terbuat dari bahan yang bisa melindungi penumpang dari petir.Bagi petugas yang bekerja di bandara, jangan berlindung di bawah sayap pesawat dan dekat roda ketika hujan karena posisi ekor pesawat yang tinggi bisa tersambar petir dan langsung mengalir ke badan pesawat. Kemudian bila Anda berada di kapal, jauhi tiang layar agar tak tersambar petir.
Kalau kebetulan Anda sedang berdiri di tempat terbuka, secepatnya dekati obyek yang lebih tinggi, jangan justru menjauhinya. Namun ingat jangan terlalu dekat dengan obyek tersebut karena jarak maksimal paling aman adalah 2,5 meter dari obyek tinggi itu. Semakin jauh dari obyek yang tinggi, makin berisiko tersambar petir. Lalu jangan juga berdiri di bawah pohon ketika hujan. Petir yang menyambar pohon bisa meloncat ke tubuh orang sebab sulur-sulur pohon juga bisa menghantarkan petir ke tubuh.
Marilah kita kenali aktivitas alam sedini mungkin. Listrik udara dan banjir merupakan fenomena alam yang sering kita temui secara mendadak dan beriringan. Pengenalan terhadap bahaya petir serta upaya proteksinya perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat beresiko sebagai mitigasi awal demi meminimalisir dampak buruk dari bencana yang sewaktu-waktu terjadi di sekitar kita.
sumber : http://bmkg.go.id
0 comments:
Post a Comment